Kamis, 17 Agustus 2017

Sepenggal hujan tadi, banyak menyisakan arti. bahwa diri ini sudah tak lagi suci. aku mengerti sekali betapa bodohnya diri. siapa yang kau nodai tak lagi berarti. aku sendiri di sini terdiam hampa di kotak persegi.

Aku menanti, namun siapa yang perduli? diri ini bukan lagi diri, hanya wayang tanpa dalang. Aku harus apa? apa aku tanya mengapa? lalu siapa sudi berkata. aku hanya aku yang hanya butuh maaf, bagi yang punya berjuta maaf.

Hanya soal waktu, tak ada guna jika tersedu. sedikit harapan, seiring sisakehidupan. aku masih mencari surgamu, jika jujur adalah jalanmu, bukan hal tabu jika aku mengadu.

suara manis penuh penyesalan terlintas bersama angin malam. pecah keheningan itu menyisa syahdu. aku dirayu oleh dinginya kalbu, gelap yang mengukir sunyi terasa menusuk  rusuk. jiwa ini di tengah dilema, apa dia bisa merasa?

Harapan lagi, ah lagi lagi harapan, jenuh ku palingkan wajah untuk penyair sepertimu. sudahlah pergi saja, tak cukupkah kau buat luka?

Jumat, 04 Agustus 2017

Kotak ini ganjil, coba saja buka lalu lihat sudut terasing yg tak pernah kamu pikirkan. Disana ada sebutir keinginan, kecil namun sangat rentan untuk di acuhkan. Lalu aku berikan kotaknya padamu, silahkan bungkus lalu taruh di barisan terbelakang dalam almari tua. Biar tak lagi ada yang cari, agar mati dan tetap tersembunyi hingga arloji kehilangan energi.

Jika harus sirna ya biarlah sirna, tak pernah memaksa, juga tak pernah ber asa. Karena seekor kenari takan pernah sanggup menyebrangi samudranya, bukan berarti dia berhenti dengan kicauanya. Tetap memanggil manggil nama sang pemilik lewat nyanyian, senyaring seruling angin laut, lembut selirih fajar berkabut.

Lalu bagaimana kamu? Bisakah kamu terganggu karena itu? Aku berharap demikian dan aku tetap pada penantian. Balasmu ku tunggu di ujung perempatan, ku nanti, ku nikmati, sambil hanya mengamati mereka yang sejenak berhenti untuk menyapa ku. Tidak akan pernah kugenggam tanganku, hanya menanti saat,,, kamu tak lagi mampu untuk berjalan... Dan tetaplah begitu, jangan kau hiraukan bebanku. Aku pastikan padamu kebahagiaan, tanpa perlu kaki untuk berjalan.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!