Senin, 14 Oktober 2013

Mencoba menguak peristiwa di dalam kesemuan rasa yang tak tersurat dalam kata. Membuatku berteori tentang pesona emosi yang tak pernah ku ketahui.
Hari hari yang indah kini selesai sudah, seiring senja meredupkan sinar jingga yang teriknya mewarnai air di mata.
Kadang ku ratapi masa masa kembali, menyortir uraian pecahan kenangan yang berhamburan.
Pekatnya petang tanpa bintang mengisi ruang hampa dalam bekas rajutan lubang pada hati yang sering menyeruak sesak.
Begitu bervariasi rasa yang kau beri, sehingga aku lupa bahwa aku berdiri dalam fatamorgana
Ingin belati ku tikam ke hati, agar aku berhenti bermimpi dan bangun sebagai manusia dengan rasa yang mati.

Minggu, 13 Oktober 2013

Emansipasi atau yang biasa kita sebut kesetaraan. Dalam hal ini emansipasi wanita di artikan kesetaraan hak hak pada kaum wanita. Di zaman sebelum islam datang, wanita tidak lah di anggap manusia. Dalam artian wanita adalah mahkluk kedua setelah laki laki, yang mempunyai fungsi sebagai pemuas atau pelayan pada kaum laki laki. Pada zaman itu bayi perempuaan yang lahir di anggap tidak berguna, dan bahkan membawa aib bagi keluarga tersebut.
Makadari itu Islam datang dan membawa pengertian tentang kesetaraan. Dimana wanita meliki derajat yang sama dengan laki laki, walaupun berbeda peranan. Hak hak kaum wanita di junjung tinggi serta di hormati. Bahkan semenjak islam datang, banyak revolusioner dari para wanita wanita yang makin memperjuangkan hak hak kesetaraan mereka.
Namun di masa kini, perjuangan para pendahulu mereka seperti di sia siakan. Bahkan anak remaja masa kini menafsirkan berbeda, dan cara penafsiranya hanya memihak pada nafsu mereka. Sehingga hanya sistem hedonisme yang mereka terapkan dalam kehidupan.
Contoh remaja remaja masa kini banyak yang mengucapkan "Jika jodoh pasti kita akan ketemu lagi" dan "Jodoh gk perlu di cari, nanti juga dateng sendiri". Nah hal hal seperti ini lah yang di anggap oleh para remaja wanita menyalah artikan dan menyalah fungsikan.
Pasrah yang di anggap mereka itu tidak lah memperjuangkan nilai nilai kesetaraan hak yang mati matian dulu di perjuangkan oleh pendahulu. Karena mereka hanya mengambil sisi yang paling mudah di jalani. Padahal dalam hakikatnya kita tetap di tuntut untuk berusaha dan tak semena mena mengatakan hal semacam itu.
Dalam masa peradaban dulu para wanita sangat lah menghormati kesetaraan itu. Maka mereka juga ikut memperjuangkanya, bahkan ada yang ikut dalam medan perang, demi memperjuangkan itu semua dan membuktikan bahwa wanita bukan mahkluk yang di pandang lemah.
Namun sekali lagi ironinya wanita zaman sekarang sangatllah mengacuhkan nilai nilai kehormatan pada dirmereka sendiri, bahkan tanpa mereka sadari mereka telah membuang kelebihan mereka sendiri. Harusnya mereka lebih bisa sadar atas kedudukan mereka, bukanya membuat hal aneh yang tak patut untuk di katakan seperti itu. Prilaku prilaku ini lah yang mengakibatkan mereka akan menurunkan derajatnya sendiri yang notabenya mereka tidak sudi dipandang rendah.

Sungguh ironi, Pikirkan Renungkan Perbaiki
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!