Aku terbaring di loteng, Saat gemerlapnya malam dari lampu indah di perumahan
Menatap gundah sebuah angkasa, dengan ramah aku bertanya, siapakah yang punya?
Karena bintang yang ku nanti, yang selalu di hati, dimanakah malam ini?
Semilir angin, beserta semerbak aroma dunia, melingkupi pekatnya udara
Aku dikota, walau sejuknya kabutnya dinginya tak pernah lagi kurasa
Aku cukup bahagia, dengan semua
Walau penat selalu mendekat, Dan bosan menjadi kebiasaan
Tapi tak lagi aku merasa sepi, Karena kamu bintang harapanku
Walau hanya terkadang engkau ku lihat, Setia ku dan penantianku hanya padamu
Menatap gundah sebuah angkasa, dengan ramah aku bertanya, siapakah yang punya?
Karena bintang yang ku nanti, yang selalu di hati, dimanakah malam ini?
Semilir angin, beserta semerbak aroma dunia, melingkupi pekatnya udara
Aku dikota, walau sejuknya kabutnya dinginya tak pernah lagi kurasa
Aku cukup bahagia, dengan semua
Walau penat selalu mendekat, Dan bosan menjadi kebiasaan
Tapi tak lagi aku merasa sepi, Karena kamu bintang harapanku
Walau hanya terkadang engkau ku lihat, Setia ku dan penantianku hanya padamu
Karena bintang yang ku nanti, yang selalu di hati, dimanakah malam ini?
BalasHapusnice gan...
salam sukses.