Senin, 19 Agustus 2013

Rembulan mengundang tawa, kadang canda tanpa terasa
Binarmu memberi asa, dalam pekatnya suasana,

Bila sunyi mendekati
Derai air mata, yang kurasa

Walau penat kuingat lagi,
Sungguh mengoyak rasa

Walau aku coba berlari lagi
Sangat menyeruak jiwa

Sanubari tak dapat lagi di pungkiri
Sepi selalu menanti, mengiringi langkah ini

Sinar benderang mu bulan adalah sebuah harapan
Yang selalu ku tanam di lubuk hati terdalam

Kapan bisa aku mengerti tentang semua ini
Walau malam berganti hari,

Apa hati ini dapat terisi?

Aku tak butuh riangnya kicauan
Aku tak butuh semaraknya hiburan

Aku butuh seruan, bantahan, keberanian!
Tapi itu hanya pikiran

Namun hati ini berlainan..

Kapan aku berhenti, berhenti dari mencari
Menelusuri jawaban dari ribuan pertanyaan

Ingin ku tanyakan apa yang ku butuhkan

Tapi lucu rasanya,
Bertanya pada jawaban

Penat terasa aku renungkan

Ahh tak perduli dengan apa yang terjadi!!

Gontai langkah ini
Semua terlihat gelap,
Denyut nadi ini pun melambat

Apa aku akan mati?, tapi..
Aku tak bunuh diri

"Ah persetan" racauanku dalam hati
Dan tersadar aku di esok pagi
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!