Senin, 02 Desember 2013

Kamu yang selalu aku tulis...
Dan aku yang tak pernah kamu baca...

Salam sang penulis,
Dari catatan sebuah nama,
Yang banyak menoreh cerita,
Namun,
Sudah saatnya aku berpaling
Menepi pada jalan yang dulu ku pijaki

Aku akan kembali,...
Kembali di era itu
Seperti dulu,...
Aku dapat membisu

Dan Jangan salahkan senyumku!!!
Tapi inilah jalanku...
Dengarlah,
Dengarlah wahai wanita,...
Hari ini menjadi saksi!!!
Aku berhenti,...!!!
Dengan semua ini,
Rasa yang ku korbankan,
Sebagai saksi penyesalan!!!

Puisi hati
Cerita ini
Mengakhiri ironi,
Sekali lagi,
Dengarlah bicara hati...!!!

"Sempat aku mengerti,...
Harusnya aku lari,
Dan aku coba lupa...
Kabar itu harusnya biasa...
Tapi kenapa dengan rasa??
Terengah, Sesak, Perih!!!
Membuat asa itu tersambung kesekian kali!!!
Kenyataan yang tak mau ku relakan!!!
Semua tentang kamu...
'Kamu' di Puisi itu..."

Terimakasih

Sabtu, 23 November 2013

Aku dalam perjalananku, Ingkar terhadap janjiku...
Pantang wanita ku sebut dengan lidah ini, Tetapi kini ku gandeng erat dengan jemariku
Aku ingin kembali pada langkah dulu,
Janji yang ku ikat erat di jantungku,
Sebagai tanda ingkar pada ikrar,
 Maka silahkan cabut nafasku,!!!

Rabu, 06 November 2013

Jasmani kini di ujung belati sang raja hari, menyengat kulit, membakar akal, menabur peluh, yang penuh penyeluruh membasuh tubuh...

Sontak irama pekik kata itu mengundang ku ke pelataran rumah reot kecil yang beratap serabut...

Menjajakan segelas air dengan tetesan embun dingin untuk ku hela seraya aku sandarkan tubuh pada batang pohon...

Imajinasiku meluas berbayang tentang asa tinggi yang ku damba pada hari pagi.

Namun senjaku terlanjur sudah meraja diri, kini aku hanya pria tua dengan cangkul dan sabit untuk kujadikan nasi...

Tinggal harapan kecil pada seonggok daging kurus yang menafkahi diri di padang padi...

Terimakasih tuhan engkau masih mengasihani si renta ini...

Senin, 14 Oktober 2013

Mencoba menguak peristiwa di dalam kesemuan rasa yang tak tersurat dalam kata. Membuatku berteori tentang pesona emosi yang tak pernah ku ketahui.
Hari hari yang indah kini selesai sudah, seiring senja meredupkan sinar jingga yang teriknya mewarnai air di mata.
Kadang ku ratapi masa masa kembali, menyortir uraian pecahan kenangan yang berhamburan.
Pekatnya petang tanpa bintang mengisi ruang hampa dalam bekas rajutan lubang pada hati yang sering menyeruak sesak.
Begitu bervariasi rasa yang kau beri, sehingga aku lupa bahwa aku berdiri dalam fatamorgana
Ingin belati ku tikam ke hati, agar aku berhenti bermimpi dan bangun sebagai manusia dengan rasa yang mati.

Minggu, 13 Oktober 2013

Emansipasi atau yang biasa kita sebut kesetaraan. Dalam hal ini emansipasi wanita di artikan kesetaraan hak hak pada kaum wanita. Di zaman sebelum islam datang, wanita tidak lah di anggap manusia. Dalam artian wanita adalah mahkluk kedua setelah laki laki, yang mempunyai fungsi sebagai pemuas atau pelayan pada kaum laki laki. Pada zaman itu bayi perempuaan yang lahir di anggap tidak berguna, dan bahkan membawa aib bagi keluarga tersebut.
Makadari itu Islam datang dan membawa pengertian tentang kesetaraan. Dimana wanita meliki derajat yang sama dengan laki laki, walaupun berbeda peranan. Hak hak kaum wanita di junjung tinggi serta di hormati. Bahkan semenjak islam datang, banyak revolusioner dari para wanita wanita yang makin memperjuangkan hak hak kesetaraan mereka.
Namun di masa kini, perjuangan para pendahulu mereka seperti di sia siakan. Bahkan anak remaja masa kini menafsirkan berbeda, dan cara penafsiranya hanya memihak pada nafsu mereka. Sehingga hanya sistem hedonisme yang mereka terapkan dalam kehidupan.
Contoh remaja remaja masa kini banyak yang mengucapkan "Jika jodoh pasti kita akan ketemu lagi" dan "Jodoh gk perlu di cari, nanti juga dateng sendiri". Nah hal hal seperti ini lah yang di anggap oleh para remaja wanita menyalah artikan dan menyalah fungsikan.
Pasrah yang di anggap mereka itu tidak lah memperjuangkan nilai nilai kesetaraan hak yang mati matian dulu di perjuangkan oleh pendahulu. Karena mereka hanya mengambil sisi yang paling mudah di jalani. Padahal dalam hakikatnya kita tetap di tuntut untuk berusaha dan tak semena mena mengatakan hal semacam itu.
Dalam masa peradaban dulu para wanita sangat lah menghormati kesetaraan itu. Maka mereka juga ikut memperjuangkanya, bahkan ada yang ikut dalam medan perang, demi memperjuangkan itu semua dan membuktikan bahwa wanita bukan mahkluk yang di pandang lemah.
Namun sekali lagi ironinya wanita zaman sekarang sangatllah mengacuhkan nilai nilai kehormatan pada dirmereka sendiri, bahkan tanpa mereka sadari mereka telah membuang kelebihan mereka sendiri. Harusnya mereka lebih bisa sadar atas kedudukan mereka, bukanya membuat hal aneh yang tak patut untuk di katakan seperti itu. Prilaku prilaku ini lah yang mengakibatkan mereka akan menurunkan derajatnya sendiri yang notabenya mereka tidak sudi dipandang rendah.

Sungguh ironi, Pikirkan Renungkan Perbaiki

Selasa, 24 September 2013

Kusandarkan tubuh ini di sudut kelas
Menggores pena pada sebuah kertas

Secercah sinar dari lampu temaram
Menemaniku di kesunyian terdalam

Kusaksikan mereka tertawa
Aku mengeluh pada sahabat pena

Senyum di wajahnya mengubah suasana
Namun aku diam putus asa

Mungkin mereka bisa menumpahkan emosi
Tapi seseorang di pojok itu butuh di mengerti

Sudah lah,
Aku coba bangkit merekayasa senyum
Berbaur pada luka yang mereka buat
Mengisi hati yang tak ingin di hiasi
Dalam sepi yang menghipnotis diri

Untuk kalian para pencari kebahagiaan
Dan untuk diriku sang pelopor tujuan

Sabtu, 21 September 2013

Ini bukan tentang penyesalan
Juga bukan tentang kenaifan

Tapi seonggok rasa
Meliuk nendekap jiwa

Meracau disuasana kacau
Menjerit dalam gejolak sengit

Perlahan aku coba teorikan
Menguak kesemuan dalam sebuah angan

Belum aku jumpai pencapaian
Tapi berjuta dilema banyak ku telan

Intinya hanya sederhana
Keingin tahuan tentang arti sebuah rasa
Terbuai dalam lara sang pewaris tahta
Menangis, dengan sejuta kalimat manis
Melangkah mundur menyapu jejak
Menabur kapur ku garis di aspal

Teranyam rapih di bebatuan
Membuka kembali seberkas memori
Menyiratkan fatamorgana dengan mata berkaca
Merobohkan kembali asa yang dulu perkasa

Walau udara memaksa, untuk memejam mata
Terjaga dalam pekat yang memikat
Sedikit petikan jemari pada temali
Mencipta dentum musik di kelamnya malam

Purnama yang Senada pada akhir kata
Simbolis rasa mewakili sukma
Aku lupa dengan semua,
Semua semakin terasa sirna

Butir debu itu terbang
Perlahan dan hilang

Aku takmampu lagi mengecap hambar
Hanya sedikit terdengar samar

Jingga di ufuk pertanda senja
Tak lagi ku lihat jauh pandangnya

Memori terurai, tanpa air mata berderai
Namun aku jalani dengan seringai

Menunggu ufuk terbit dengan sinarnya
Seraya aku bangkit dengan semangatnya

Mencoret lembaran baru dan Melukis seberkas memori semu

Rabu, 04 September 2013

Seperti berdiri di persimpangan, aku punya banyak pilihan.

Tapi semua harus ku korbankan, dan satu aku jalankan

Entah kemana kaki menapaki, aku lewati dengan tertatih

Sesal tak ku hirau, hanya sedikit meracau

Banyak luka ku jelajahi, hanya terasa dalam sanubari
Berlariku dengan melayang,
Seribu roda melaju kencang

Melewati tiap kota
Menyusuri Panorama

Dalam jendela kaca nampak berbayang, Lukisan indah ciptaan tuhan
Terasa sungguh nikmat sembayang, pada sederet gerbong yang berjalan

Senja pergi petang menanti
Tak terasa sejauh ini

Tampak berganti suasana hari
Dari sinar menjadi binar

Gelap tapi gemerlap
Walau pekat sungguh memikat

Seperti dikejar hantu, kereta melaju menjangkau waktu

Tak lagi sampai kurasa
Aku turun di stasiun berikutnya

Biar petang masih membayang
Aku siap meniti langkah pulang

Jumat, 30 Agustus 2013

Haruskah aku memaksa, hati ini untuk merasa?
Hanya untuk mencipta, dari sederet kalimat dan kata?

Aku tak ingin mengungkit masa lalu, tapi karya ini begitu tabu
Aku ingin coretanku bernyawa, seperti memori indah dalam sebuah fenomena

Aku hanya masa lalu yang terseret getir kemunafikan, dan hidup dalam kepalsuan karena pahitnya celaan.
Aku mati, seakan tangan ini bergerak sendiri, menyetuh huruf demi huruf di sebuah papan persegi.

Bukan karena rasa, hanya seberkas hobi untuk bermain kata.
Aku ingin seperti ini, tetap berprofesi menjadi diri
Berhenti membuka diary, dan menunggu masa nanti yang harusnya ku lewati.

Selasa, 27 Agustus 2013

Kata indah dari nirwana yang rapuh karena fakta
Bisikan opini dari neraka mereka buat nyata

Pijakan ini tak seluas samudera
Kenapa tak kau kuasai saja itu semua?

Jangan punya kami kau jadikan tujuan
Jangan diri kami kau buat permainan

Kami punya impian, tapi kau runtuhkan
Kami punya kehidupan, tapi kau abaikan
Kalian mungkin bahagia, walau kami disini sengsara
Kalian tidak salah, hanya kami yang lengah

Nanti kau janjikan kami asa
Tapi fakta hanya membawa duka

Kami letih menghakimi
Kami cuma berharap anda mengertii
Ah.. Laknat lah semua suara ini
Yang bernyanyi mengiring sunyi

Aku diam!
Telingaku menyimak melodi tawa
Pekik sorak pikiran
Melantamkan "HENTIKAN"

Gejolak Pemberontak dari Jiwa Kelana
yang Tersenyum dalam sepi
Aku tak punya lagi harga diri

Bajingan kalian, bajingan cara kalian
Gelak tawamu penghinaan bagiku

Riuh Gaduh
aku risih, Aku ogah kau ceramahi

Gendang ini ingin pecah Ketika kau khotbah
Sanubari ini ingin mati, daripada kau ludahi

Jumat, 23 Agustus 2013

Tonggak Ilmu adalah Filsafat yang di dasari pada kata "Kebenaran" dalam titahnya kebenaran itu sendiri hanya untuk di ketahui, bukan di manfaatkan. Seperti halnya politisi, mereka menjadikan kebenaran sebagai dasar prinsip yang di emban selama hidup dan mengatasnamakan kebenaran dalam cara cara mereka. Banyak yang harus di kaji lagi tentang kebenaran. Agar tidak di artikan semata mata hanya "Kebenaran itu Relatif".

Kebenaran adalah buah hasil pemikiran dan relatif itu hanya dalam penalaran kita. Kebenaran pemikiran hanya untuk di ketahui dan sifatnya sangat independen. Sehingga kebenaran dalam katagori ini jika di terapkan dalam keseharian dampaknya akan 50 banding 50 dalam kebaikan dan keburukan. Karena sifatnya yang terlalu independen atau bebas, biasanya kebenaran ini hanya timbul dari pemikiran individu yang belum terbukti nilai gunanya.

Berbeda dengan kebenaran yang di lahirkan dari hasil pemikiran 1 orang atau lebih(sepemikiran) dan di akui oleh sekelompok orang. Atau yang biasa saya bilang "Kebenaran Mayoritas". Kebenaran ini adalah jenis yang paling menguntungkan umat. Karena pengakuan dari sekelompok orang didasari oleh nilai keuntungan yang di peroleh kelompok itu sendiri.

Dalam kehidupan yang singkat ini, kita di tuntut untuk bersosialisasi bukan menguntungkan diri. Kebenaran yang banyak di salah artikan para politisi adalah jenis kebenaran relatif yang di dasari pada pemikiran individu saja. Mereka tidak mengartikan kebenaran ini sebagai dasar ilmu, tapi diartikan sebagai ilmu, yang harus di terapkan. Namun penerapanya hanya untuk kepentingan individu. Padahal dalam hakikatnya Ilmu pemanfaatanya untuk kepentingan umat banyak.

Sekian kajian singkat tentang kebenaran. Perbedaan antara dasar ilmu dan ilmu akan di bahas berikutnya. Jika anda membaca ini. Berarti anda termasuk orang yang yang akan merasa "Berada di mana saya sekarang". Renungkan, Pikirkan, Nalari Opini tidak berguna ini. Mungkin akan banyak Hinaan, Celaan, tapi saya mengharapkan itu semua. Karena Artikel ini hanya "Kebenaran Relatif" yang menghina para politisi. tapi 1 pesan yang jelas "Setan itu Licik" Sehebat hebatnya kalian berpolitik di atas politik. Setan lebih hebat dalam politik!!

Selasa, 20 Agustus 2013

Aku terbaring di loteng, Saat gemerlapnya malam dari lampu indah di perumahan

Menatap gundah sebuah angkasa, dengan ramah aku bertanya, siapakah yang punya?

Karena bintang yang ku nanti, yang selalu di hati, dimanakah malam ini?

Semilir angin, beserta semerbak aroma dunia, melingkupi pekatnya udara

Aku dikota, walau sejuknya kabutnya dinginya tak pernah lagi kurasa

Aku cukup bahagia, dengan semua

Walau penat selalu mendekat, Dan bosan menjadi kebiasaan

Tapi tak lagi aku merasa sepi, Karena kamu bintang harapanku

Walau hanya terkadang engkau ku lihat, Setia ku dan penantianku hanya padamu

Senin, 19 Agustus 2013

Rembulan mengundang tawa, kadang canda tanpa terasa
Binarmu memberi asa, dalam pekatnya suasana,

Bila sunyi mendekati
Derai air mata, yang kurasa

Walau penat kuingat lagi,
Sungguh mengoyak rasa

Walau aku coba berlari lagi
Sangat menyeruak jiwa

Sanubari tak dapat lagi di pungkiri
Sepi selalu menanti, mengiringi langkah ini

Sinar benderang mu bulan adalah sebuah harapan
Yang selalu ku tanam di lubuk hati terdalam

Kapan bisa aku mengerti tentang semua ini
Walau malam berganti hari,

Apa hati ini dapat terisi?

Aku tak butuh riangnya kicauan
Aku tak butuh semaraknya hiburan

Aku butuh seruan, bantahan, keberanian!
Tapi itu hanya pikiran

Namun hati ini berlainan..

Kapan aku berhenti, berhenti dari mencari
Menelusuri jawaban dari ribuan pertanyaan

Ingin ku tanyakan apa yang ku butuhkan

Tapi lucu rasanya,
Bertanya pada jawaban

Penat terasa aku renungkan

Ahh tak perduli dengan apa yang terjadi!!

Gontai langkah ini
Semua terlihat gelap,
Denyut nadi ini pun melambat

Apa aku akan mati?, tapi..
Aku tak bunuh diri

"Ah persetan" racauanku dalam hati
Dan tersadar aku di esok pagi

Minggu, 18 Agustus 2013

Terpekur aku di rintik hujan,

Dibalik teralis aku menangis,

Ku coba basahi pipi

Tapi,,..
Laksana minyak airmata ini!

Percuma aku berdiri!!
Sedih ini tak pernah terobati

Andai perjaka disana adalah pujangga,
Hati yang ku titipkan, tolong kau lukiskan

Aku lelah,..
Aku benci berlari,

Derasnya hujan banyak ku lalui, agar larut air mata ini!

Sabtu, 17 Agustus 2013

Sepenggal hujan tadi, banyak menyisakan arti. bahwa diri ini sudah tak lagi suci. aku mengerti sekali betapa bodohnya diri. siapa yang kau nodai tak lagi berarti. aku sendiri di sini terdiam hampa di kotak persegi. 

Aku menanti, namun siapa yang perduli? diri ini bukan lagi diri, hanya wayang tanpa dalang. Aku harus apa? apa aku tanya mengapa? lalu siapa sudi berkata. aku hanya aku yang hanya butuh maaf, bagi yang punya berjuta maaf.

Hanya soal waktu, tak ada guna jika tersedu. sedikit harapan, seiring sisakehidupan. aku masih mencari surgamu, jika jujur adalah jalanmu, bukan hal tabu jika aku mengadu.

suara manis penuh penyesalan terlintas bersama angin malam. pecah keheningan itu menyisa syahdu. aku dirayu oleh dinginya kalbu, gelap yang mengukir sunyi terasa menusuk rusuk. jiwa ini di tengah dilema, apa dia bisa merasa?

Harapan lagi, ah lagi lagi harapan, jenuh ku palingkan wajah untuk penyair sepertimu. sudahlah pergi saja, tak cukupkah kau buat luka?
Apa yang kurasakan ini, bukan kenyatan
Hanya sebatas Opini, yang berlebihan

Aku buta, dibalik terang yang kau berikan
Aku ragu, pada janji yang kau ikrarkan

Lelah aku berdiri, bosan aku berjalan
Aku ingin berlari, mencari yang tidak pasti

Meneteskan harapanku sendiri
Walau kecil kemungkinan

Satu yang ku tau pasti
Karena harapan tetaplah harapan

Kamis, 15 Agustus 2013

Saat dimana kupandangi diri
Berjuta puisi menanti
Seperti para penjanji
Yang selalu mengingkari

Alunan irama gelombang
Seraya ku berkembang
Saat menghempas karang
Dalam penantian yang panjang

Tak perlu disesali kenapa
Inilah adanya
Karna hidup hanya sementara
Dan akan kembali kepadanya

Rabu, 14 Agustus 2013

punya teman makin kesini pada makin sombong,...
heran!! biarpun PINTER biarpun BISA biarpun PUNYA,.. apa pantas kita sombong? apakah orang lain akan berfikir kita hebat?

mungkin pengaruh hidup dikota yang sengit. semuanya serba bersaing. jadi sombong itu bukan hal tabu. bilangnya sih tdk sombong tapi dia tidak menyadari tingkahnya seperti sudah menggenggam jagat raya.

kata yang tepat harusnya bukan lagi "Diatas langit masih ada langit" tapi "apa yang didapat setelah sampai di pucuk pohon?"..

melihat keinginan manusia yang tanpa batas, seharusnya jangan di suguhkan kata2 di atas langit masih terdapat langit. maka sifat alami manusia akan timbul sesuatu keinginan yang lebih untuk menggapainya. yang tercipta bukan menuntaskan masalah ke angkuhan, yang ada malah sebaliknya.

bagaimana dengan kata "apa yang didapat di pucuk pohon?". seolah keinginan manusia yang terus meningkat tanpa batas, bisa di pagari oleh kata "apa yang didapat" sehingga mereka akan berfikir berulang ulang.

memang benar bahwa kita tidak akan mendapatkan apapun selain kepuasan batiniah, namun apalah arti sampai dipucuk jika pucuk itu hanya bisa menopang 1 orang? apalah arti kita menang dengan kesendirian,?

apa kita bisa berbagi cerita cerita kita dengan dgn orang lain? .ya.. tentu bisa
namun pertanyaanya sebagai apa orang lain itu mau mendengarkan kita? apa kalian senang jika orang lain itu mendengarkan kita karna tertarik dengan kemampuanmu? kepunyaanmu? kepintaranmu?

lalu apa yang kalian harapkan dari kesombongan?...
berfikirlah jauh lebih jauh kedalam lagi....

#"menghujat tak akan membuatku lebih baik dari kalian, tapi dengan kritik dari kalian dan terus intropeksi aku selalu berusaha untuk menjadi seorang nyaman"#
aku tau kau sebenarnya sangat mencintaiku. tapi aku mengabaikanya.
itu keasalahan pertamaku, ingin ku memperbaikinya, aku taakan mengulanginya...
tapi,
permintaan maafku saat ini tak akan lagi membuatmu seperti dulu...
semakin ku menginginkanmu yang dulu, semakin aku membuat kesalahan yang baru

Janjiku termakan oleh Janji!!
*ada seorang ayah sedang menggendong anak laki lakinya di pundaknya* dan berbicara "nak, suatu saat kamu akan lebih besar untuk menggendong ayah"

kenyataan pun terjadi, pertamakalinya si anak menggendong ayahnya. yang berada dalam keranda, menuju pemakaman
Orang korupsi yang makan duit rakyatnya itu sampah!!
Tapi lebih sampah lagi orang yang cuma mentingin diri dan perutnya!!
Dan paling yang sampah itu orang yang diam gak perduli sama negaranya, sama rakyatnya, sama temen2nya, sama pejuang2 aktivis yang membela kalian, sama orang yg terdzolimi oleh politik!!

Walaupun kalian tidak korupsi tidak maling atau apalah!! Tapi kalo kalian cuma diam dan membiarkan semua itu terjadi,
Kalian adalah sampah dari yang tersampahkan!!
BANGSA sibuk mengurusi KONFLIK
terlalu SIBUK memusuhi BANGSA sendiri
MASALAH pribadi dibuat seolah olah masalah NEGARA
DIMANA? aspirasi rakyat yang DIBESAR BESARKAN??
APA pernah muncul di MEDIA??
Yang membatasi hak asasi adalah hak asasi itu sediri.

Jagan pernah mengatasnamakan hak asasi apapun alasanya!!
Ngomong doang itu pengecut!
Tp lebih pengecut yang ngomong di belakang!
Dan yang paling pengecut, yang bisanya diam dan cuma ngeliatin!

Bukanya gk penting! tapi cuma orang mati yang bisanya cuma diem dan ngeliatin!!
Orang mati itu gk berarti apa2 disini!
Jika suatu saat orang yang kita benci harus pergi meninggalkan tempat dimana kita sering berkumpul,.
Pasti akan sepi rasanya!
Jadi
Bencilah seseorang sebelum tidak ada lagi yg bisa di benci!!

"warna kehidupan"
kehidupan pembisnis itu penuh rintangan,..!!
tapi jika ada pembisnis yang berani melawan arus politik...??
akan bergetar dunia ini..!!
Lohh hidup itu adil kok,
Mereka yang tertawa akhirnya di tertawakan.! Hahaha
Dewasa itu banyak tipenya,
Ada yang dewasa dalam bersikap, berbicara, bekerja, mengambil keputusan, dll... 
Terkadang kita bingung dewasa yang seperti apa yang sedang di bicarakan mayoritas orang.
Mayoritas orang tidak menilai kedewasaan dari tipe yang dia miliki. Hanya saja semakin banyak tipe Kedewasaan yang dimiliki seseorang, maka semakin dikatakan dewasa orang tersebut.

Tapi disini banyak yang mesti kita kaji lagi, bahwa tipologi kedewasaan seseorang sangat berpengaruh pada dasar kemampuan dan keadaan lingkungan tempat dia tinggal. Dalam kehidupan di kota misalnya, mayoritas orang disana adalah para pekerja, sehingga terkadang orang orang yang tinggal di kota memandang bahwa kedewasaan adalah sesuatu tindakan bagaimana seorang individu dapat bekerja dengan profesional.
Berbeda dengan lingkungan suatu komunitas yang rasa kekeluargaanya sangat di tinggikan. Maka kedewasaan dalam bersikap lah yang menjadi artian bagi orang orang dalam komunitas tersebut.

Saat ini orang orang banyak yang menilai kedewasaan seseorang dari tipe kedewasaan yang dirinya miliki. Makadari itu saya rasa tidak lah pantas menilai seseorang hanya dari 1 sisi, apa lagi dari sisi yang paling dekat.

Setidaknya dalam menilai, kita harus lebih objektif sehingga ke pekaan dan keobjektifan kita dapat cepat mempengaruhi dalam membangun karakter kedewasaan kita.
kau membohongiku karena hal sepele, dan sekarang kebohonganmu terucap di semua perkataanmu!!
aku hanya butuh tekad semangat sebagai pedang ku!!
bilah mata pedang ku terhunus lurus sebagai peringatan
aku akan berdiri di depan!! seraya aku menantang
siapa saja yang berdiri tegak ke arah yang sama
Membelakangi adalah Janjiku!! di belakang adalah pantangan ku!!
Lalu Ku kobarkan api dari belati, ku tabrak prisai dengan tombak,
Darah tiada ada harga, jiwa hilang hal yang biasa
Apalah arti semua ini, hanyalah harga diri
yang tak mampu kutolehkan pandanganku, nyawa adalah bayaranku!!
Orang akan kecil selamanya tanpa prinsip di dadanya!!
Filosofis Dari Lagu Gundul Pacul Ternyata lagu gundul- gundul pacul mempunyai filosofi yang dalam. Lagu Gundul gundul pacul ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman- temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia. Gundul Pacul Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Jadi gundul adalah kehormatan tanpa mahkota. Pacul adalah cangkul (red, jawa) yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Jadi pacul adalah lambang kawula rendah, kebanyakan petani. Gundul pacul artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya atau orang banyak. Orang Jawa mengatakan pacul adalah Papat Kang Ucul (4 yg lepas). Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya. 1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/ masyarakat. 2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat. 3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan. 4. Mulut digunakan untuk berkata adil. Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. Arti harafiahnya jika orang yg kepalanya sudah kehilangan 4 indera itu mengakibatkan: GEMBELENGAN (congkak atau sombong). NYUNGGI2 WAKUL (menjunjung amanah rakyat atau orang banyak) GEMBELENGAN ( sombong hati), akhirnya WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan). SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia-sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak).

yang ini copas, #sekedar pengetahuan aja
Ironinya penyesalan terbesar biasanya bukan karena salah pilih tetapi menyesal karena tidak memilih!
Memang lebih asik lebaran di kampung halaman.
Karena Dihalaman kita ketemu gebetan.
Walau sekarang makin cantik menawan. 
Tetep saja tak bisa kudapatkan.
Meski aku tidak bisa menyuratkan arti cahaya matamu, setidaknya aku sangat mengerti arti siratanya.
Ironinya yang katanya anak gaul sih,
Dia yang sering bilang alay, tapi diliat liat lebih alay yang ngomong ternyata.
Terkadang jika kita menyukai seseorang karena senyumanya, kita tidak harus memilikinya..
namun kita hanya perlu tetap menjadi kita saat ini, agar semuanya tidak berubah dan senyumanya selalu ada untuk kita 

sama seperti jika kita menyukai seseoang karena kebaikanya, kita tidak perlu memaksa untuk memiliki. tapi kita hanya harus bersikap seperti sekarang apa adanya, agar semua tetap sama dan kebaikanya selalu memberikan kenyamanan.
Orang sejahat apapun pasti ada yang membela, Orang sebaik apapun sudah pasti banyak yang mencela!!
caramu begitu halus!!
sudah lah aku mengerti, sekarang biarkan aku membenci kehidupan!!
dan bertanya "kenapa?"

aku sudah lelah, sangat lelah. 
aku ingin meninggalkan segalanyaa, 
pergi untuk menemukan semangat itu lagi, lagi lagi dan lagi...
dan jatuh terus jatuh, harapanku hanya bisa terus bangkit!

aku bingung terlalu bimbang, 
bukan aku tak punya pendirian tapi aku selalu mencari kebenaran, 
dan fakta sering berkata lain
membuatku sangat merasa salah, bagiku kebenaran selalu di persalahkan 

dinginya malam, heningnya suasana, selalu memaksaku merenung 
dan lagi mereka mempertanyakan kebenaran, selalu tidak puas semakin aku tidak mengerti apa artinya?
hidup ini sangat berat begitu berat, mungkin tidak terlihat
tapi hanya yg berperasaan yang melihat semua dari balik fakta

tolong... aku tidak meminta jangan,
aku hanya ingin semuanya tidak sia sia

"every time every where and till death do us apart"
1. FAKTOR ORANGTUA

inilah pentingnya menjadi ORANGTUA yang pengertian!!! semua ORANGTUA adalah orang yang dewasa, dan seharusnya orang yang dewasa lebih MENGERTI. tapi kenapa seperti ANAK KECIL?, yang tidak mengerti apa2? bahkan tidak mengerti apa2 tentang anaknya sendiri, yang telah dirawat nya dari kecil sampai saat ini?
malahan saat ini kebalikanya, anak yang harus mengerti orantuanya.

kesimpulanya adalah jangan bangga pada diri kalian jika mengulang kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orang tua kalian. jika ingin menjadi orangtua yang baik kalian harus belajar dari dirikalian selama kalian hidup, karna secara bertahap akan merubah kepribadian dan tingkat kecerdasan pada setiap keturunan kalian.
definisi orang tua yang baik bukan sekedar karna orang itu suka dengan anak anak, bukan karna orang itu guru, bukan karna orang itu cerdas, bukan karna orang itu kaya melainkan orang tua yang bersikap DEWASA (rohani) dan PENGERTIANlah yang akan menciptakan anak2 dengan suatu KARAKTER yang kuat, dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

2. LEMAHNYA BERADAPTASI

kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, karna itulah kita tidak bisa menyalahkan 100% kelalaian orangtua dalam mendidik anak anaknya, walaupun sebenarnya kemampuan beradaptasi itu seperti kecerdasan yang dipengaruhi oleh faktor gnetik (keturunan) dari orangtuanya. namun perbandinganya hanya 9 - 1(menurut saya) yang dimana 1 dipegang oleh lemahnya kemamampuan beradaptasi.

kesimpulanya kembali ke orangtua yang memegang pernanan penting dalam mendidik karakter seorang anak. orangtua di tuntut untuk memberikan pengarahan dan lebih sering mencontohkan bagaimana cara nya besosialisasi dengan orang banyak, tidak mencontohkan bagaimana cara membenci orang lain. orantua tidak dituntut BERSIKAP baik kepada anak melainkan harus menjadi orangtua yang baik, yang bisa menjadi panutan, karena proses untuk menjadi seseorang yang berkarakter adalah dengan meniru oranglain dan biarkan anak memilah milah mana sifat yang hatinya kehendaki. makadari situlah orangtua harus berperan penting, ikut andil dalam arti memberi bimbingan, bersikap lebih dewasa / bijak.


dan jika 2 faktor diatas tidak benar benar di PERHATIKAN, maka kesalahan yang bodoh dan fatal jika orantua MEYALAHKAN anak. yang justru akan menyebapkan GANGGUAN JIWA yang akan merujuk ke SAKIT JIWA. dengan kata lain kalian gagal menjadi orangtua yang baik.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!